(Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi S1 Uin Suska Riau yang
Berasal Dari Latar Belakang Sekolah Menengah yang Berbeda)
MUHAMMAD SAR’I, SE
MUHAMMAD IRSADSYAH, SE
NASRULLAH DJAMIL, SE, M.Si, Ak
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
SNA XIII PURWOKERTO
ABSTRACT
Purpose of this study was to improved empirically about differences of understanding and comprehension of students come from SMK majoring in accounting, IPS high schools and Madrasah Aliyah against of the basic concepts of accounting. Basic concepts of accounting that were used as variables in this study are : assets, liabilities and capital.
Data collection techniques in this research is using questionnaires. The population and sample in this study are 29 students majoring in Accounting, S1 UIN Suska Riau which is listed as an active third semester students for the academic year 2009/2010 and has completed the introductory course in accounting 1 and 2.
This study uses different test Kruskal Wallis test is to measure differences of understanding and comprehension of students come from SMK majoring in accounting, IPS high schools and Madrasah Aliyah Department General of the basic concepts of accounting. Results showed that there is only one variable capital which claimed a significant difference between students from SMK majoring in accounting, IPS high schools and Madrasah Aliyah Department of Public. Where as two other variables that assets and liabilities showed no significant difference between students from SMK Department of Accounting, IPS high schools and Madrasah Aliyah Department of Public.
From the results of the mean ranks all variables showed that students from Madrasah Aliyah has the highest mean rank value of assets and capital variables. with that, conclude that students from Madrasah Aliyah understand more about the assets and capital compared to students come from SMK majoring in accounting and IPS high schools.
Keywords: Assets, liabilities, capital and accounting students.
1. Pendahuluan
Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Basuki dalam (Ariani, 2004) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia.
Dari hasil evolusi pendidikan akuntansi pengetahuan yang dibutuhkan untuk akuntan terdiri dari pengetahuan umum, organisasi, bisnis, dan akuntansi. Proses belajar mengajar pada pendidikan tinggi akuntansi hendaknya dapat mentransformasikan peserta didik menjadi lulusan yang lebih utuh sebagai manusia.
Untuk memperoleh suatu pengetahuan terhadap teori akuntansi yang mendasar maka pengetahuan akan dasar-dasar akuntansi merupakan suatu kunci utama, maka diharapkan dengan adanya dasar sebagai pegangan semua praktik dan teori akuntansi akan dengan mudah dilaksanakan. Namun, kenyataannya pendidikan akuntansi yang selama ini diajarkan di perguruan tinggi terkesan sebagai pengetahuan yang hanya berorientasikan kepada mekanisme secara umum saja, sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan praktik yang dihadapi di dunia kerja nantinya. Masalah tersebut tentu saja akan mempersulit bahkan membingungkan mahasiswa untuk lebih memahami konsep dasar akuntansi itu sendiri. Dengan demikian tingkat pendidikan akuntansi masih menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Pada semester awal, setiap perguruan tinggi mewajibkan mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti perkuliahan Akuntansi Pengantar. Mata kuliah ini diharapkan agar mahasiswa dapat memahami konsep dasar akuntansi secara baik. Menurut Munawir (2004) ada tiga materi pokok tentang konsep dasar akuntansi yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam kuliah Akuntansi Pengantar, yaitu pemahaman tentang aktiva, modal, dan kewajiban. Dari ketiga materi tersebut mahasiswa diharapkan dapat mengikuti perkuliahan dengan baik dan benar karena dengan penguasaan yang baik terhadap aktiva, kewajiban dan modal akan mempermudah mahasiswa untuk memahami semua masalah-masalah akan yang ditemui dalam akuntansi.
Penelitian ini mengukur tingkat pemahaman dasar-dasar akuntansi dilihat dari mahasiswa akuntansi yang berasal dari latar belakang pendidikan menengah yang berbeda. Dari perbedaan latar belakang tersebut pemahaman terhadap ilmu akuntansi mahasiswa tentu pula berbeda. Objek dalam penelitian ini mahasiswa yang berasal dari SMK jurusan akuntansi (SMEA Akuntansi), SMA IPS dan Madrasah Aliyah Umum jurusan social.
Dengan demikian hendaknya pengetahuan akuntansi mahasiswa yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi sudah pasti lebih besar apabila dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari SMA dan Madrasah Aliyah. Sederhananya penelitian ini diharapkan dapat membuktikan apakah perbedaan latar belakang sekolah tersebut berdampak terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi akan konsep dasar akuntansi di perguruan tinggi. Dari latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan terhadap pemahaman tentang aktiva dan seberapa besar pemahaman tentang aktiva antara mahasiswa berasal dari SMK Jurusan Akuntansi, SMA Jurusan IPS dan Madrasah Aliyah Umum?
b. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan terhadap pemahaman tentang kewajiban dan seberapa besar pemahaman tentang kewajiban antara mahasiswa berasal dari SMK Jurusan Akuntansi, SMA Jurusan IPS dan Madrasah Aliyah Umum?
c. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan terhadap pemahaman tentang modal dan seberapa besar pemahaman tentang modal antara mahasiswa berasal dari SMK Jurusan Akuntansi, SMA Jurusan IPS dan Madrasah Aliyah Umum?
Sedangkan tujuan dari dari penelitian ini adalah, untuk mengukur perbedaan pemahaman dan seberapa besar pemahaman mahasiswa yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi, SMA Jurusan IPS dan Madrasah Aliyah Umum terhadap konsep dasar akuntansi.
2. Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan- perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sikapnya. Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah/perguruan tinggi yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti, pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu bidang pekerjaan tertentu.
Pendidikan di perguruan tinggi, metode konvensional merupakan motode pembelajaran yang biasa dilaksanakan dan disukai oleh dosen dalam proses pembelajaran sehari-hari, karena paling mudah cara mengatur kelas. Menurut Wina (2005) dalam model pembelajaran konvensional mahasiswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif dan mahasiswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi. Metode konvensional lebih menekankan pada metode ceramah, metode ceramah adalah penuturan bahan perkuliaha secara lisan (Nana, 2005).
2.2 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya (Munawir, 2004).
Dari defenisi akuntansi tersebut di ketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Jadi laporan keuangan menurut Myer dalam (Munawir, 2004) adalah : Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar Neraca atau Daftar Pendapatan atau Daftar Rugi Laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu Daftar Surplus atau Daftar Laba yang tidak dibagikan/laba yang ditahan (Munawir, 2004).
Dengan telah ditetapkan salah satu bentuk laporan keuangan, maka perusahaan harus konsisten melaksanakannya agar laporan keuangan tersebut dapat dipedomani dengan baik serta untuk menghindari anggapan-anggapan yang kurang baik terhadap perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan tersebut dapat dinilai serta diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
2.3 Konsep Dasar Pemahaman Akuntansi
Konsep dasar pemahaman akuntansi menurut (Munawir, 2004) terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal.
1. Aktiva
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered changes) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible asset) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya.
1) Aktiva Lancar
Adalah semua harta perusahaan yang dapat direalisir menjadi uang kas atau dipakai atau dijual dalam satu kali perputaran normal perusahaan (biasanya dalam jangka waktu satu tahun). Elemen-elemen yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain :
a. Kas, uang yang tersedia untuk operasi perusahaan baik yang ada dalam perusahaan sendiri maupun ditempat lain atau sesuatu yang dapat dipersamakan dengan uang kas.
b. Persediaan, yaitu meliputi barang-barang yang nyata dimiliki untuk dijual kembali baik harus melalui proses produksi dahulu maupun langsung dalam suatu periode operasi normal perusahaan.
c. Piutang, baik piutang dagang maupun piutang wesel.
d. Piutang lainnya yang belum tertagih sampai pada akhir periode akuntansi.
e. Semua investasi sementara.
f. Semua beban/biaya yang dilakukan dimuka dan masih merupakan piutang pada akhir periode Akuntansi.
2) Aktiva Tetap
Merupakan aktiva perusahaan yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan melainkan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan yang umurnya lebih dari satu tahun dan merupakan pengeluaran perusahaan dalam jumlah yang relatif besar.
3) Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Yaitu aktiva yang tidak mempunyai sifat-sifat fisik tetapi mempunyai kegunaan. Seperti Hak Paten, Copyright, Organization cost atau Biaya pendirian Francise, Good will, dan sebagainya.
4) Beban / Biaya Yang Ditangguhkan
Biaya yang dibayar dimuka (Prepaid Expenses) dan biaya yang ditangguhkan (Deferred Charge) merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan tetapi mempunyai kegunaan atau menjadi beban tahun- tahun yang akan datang.
5) Aktiva Lain-Lain
Ialah semua aktiva perusahaan yang tidak dapat digolongkan dalam aktiva tersebut diatas, misalnya mesin- mesin yang tidak dapat dipakai lagi.
2. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang (Munawir, 2004).
Hutang lancar ialah semua kewajiban keuangan yang harus di penuhi dalam satu periode operasi normal dan yang termasuk dalam hutang lancar. Sedangkan macam-macam hutang antara lain :
- Hutang Dagang (Account Payable)
- Wesel Bayar (Note Payable)
- Hutang yang timbul karena jasa-jasa yang sudah diterima tetapi belum dibayar (Accrued Expenses)
- Hutang atau Kewajiban Bersyarat (Contingent Liabilities)
- Pendapatan Yang Diterima Dimuka ialah semua penerimaan-penerimaan yang telah diterima tahun berjalan tetapi bukan merupakan penghasilan tahun berjalan sampai dengan akhir periode.
- Hutang-hutang Jangka Panjang ialah semua kewajiban yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
- Hutang-hutang Lainnya ialah semua kewajiban yang tidak dapat digolongkan kedalam hutang lancar maupun hutang jangka panjang.
Perjanjian hutang dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk, kadang mengacu sebagai perjanjian negatif dan positif (Janes, 2003).
1. Perjanjian negatif umumnya menunjukkan aktivitas tertentu yang mengakibatkan substitusi aset atau masalah pembayaran kembali. Contoh perjanjian hutang negatif mencakup larangan terhadap merger, batasan peminjaman tambahan, batasan pembayaran dividen dan excess cash sweeps.
2. Perjanjian positif mensyaratkan peminjam melakukan tindakan tertentu, seperti menjaminkan aset atau memenuhi benchmark tertentu (biasanya rasio-rasio keuangan) yang mengindikasikan kesehatan euangan. Contoh umum perjanjian hutang positif mencakup tingkat rasio current, leverage, probabilitas dan net worth minimal atau maksimum.
Jadi perjanjian hutang baik bentuk negatif maupun positif dapat digunakan untuk membatasi konflik kepentingan yang potensial terjadi antara kreditur dan stakeholders perusahaan. Hutang yang dipergunakan secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai perusahaan (Herry dan Hamin, 2005) menunjukkan bahwa leverage menyebabkan peningkatan nilai perusahaan (value enchancing).
3. Modal
Adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik Perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir, 2004).
a) Modal Sendiri
Dalam perusahaan yang berbentuk perusahaan terbatas, modal dapat diklasifikasikan antara lain :
1. Modal yang disetor (modal saham, tambahan modal disetor / agio saham, hadiah / donasi).
2. Laba yang ditahan (Retained Earning).
3. Modal Penilaian (Appraisal Capital).
2.4 Model Penelitian
Perbedaan mahasiswa akuntansi yang berasal dari latar belakang sekolah yang berbeda akan pemahaman dasar-dasar akuntansi seperti yang tergambar dalam model penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar